12 Saham yang Bisa Bantu Prabowo Mencapai Swasembada Energi

12 Saham yang Bisa Bantu Prabowo Mencapai Swasembada Energi

Mikirduit – Salah satu sorotan dalam pidato Presiden Indonesia Prabowo Subianto saat dilantik pada 20 Oktober 2024 adalah terkait swasembada energi. Pertanyaannya, dengan tujuan itu, kira-kira apa pilihan saham terkait yang menarik? 

Dalam pidato Prabowo tersebut, ada beberapa sektor yang disebut seperti, tanaman seperti kelapa sawit yang bisa menghasilkan solar dan bensin, geothermal, batu bara yang sangat banyak, serta energi dari air yang besar. 

Dari sini, ada tiga sektor yang menarik, yakni emiten CPO, Geothermal, dan pemilik pembangkit listrik tenaga air. Kira-kira, apa pilihan saham menarik di sektor tersebut?

Saham Terkait Biodiesel

Bicara biodiesel ini sebenarnya mencakup seluruh saham CPO untuk bahan baku perseroan. Namun, ada dua saham yang fokus untuk produksi Biodiesel tersebut, yakni ada TBLA dan JARR. Sehingga kebijakan biodiesel akan memberikan pengaruh lebih besar terhadap kedua saham tersebut.

Untuk TBLA, perseroan telah mencatatkan penjualan sekitar Rp789 miliar produk yang diasumsikan sebagai biodiesel ke PT Kilang Pertamina sepanjang semester I/2024.  Porsi pendapatan TBLA dari biodiesel itu baru mencapai 9,58 persen dari total pendapatan sepanjang semester I/2024. 

TBLA juga berencana ekspansi pabrik biodiesel dengan kapasitas 1.500 ton per hari di Way Lunik Lampung untuk 2024. Proyek pembangunan pabrik Biodiesel itu seharusnya sudah rampung pada Juli 2024 dengan biaya sekitar Rp110 miliar. 

TBLA juga sudah menandatangani kontrak pengadaan biodiesel dengan tiga pihak, yakni PT Pertamina Patra Niaga sebanyak 187.333 kilo liter, Kilang Pertamina Internasional sebanyak 164.511 kilo liter, dan AKRA sebanyak 29.524 kilo liter. Kontrak itu berjangka waktu selama satu tahun. 

Sementara itu, JARR menjadi saham yang bersinggungan langsung dengan biodiesel dalam skala lebih besar. Total porsi pendapatan JARR dari Biodiesel setara dengan 90 persen pendapatan perseroan. 

Sepanjang semester I/2024, JARR mencatatkan pendapatan biodiesel senilai Rp1,54 triliun dari total seluruh pendapatan senilai Rp1,71 triliun. 

Penjualan Biodiesel JARR dilakuka ke PT Pertamina Patra Niaga senilai Rp763 miliar, serta AKRA senilai Rp302 miliar. 

Jika dibandingkan antara TBLA dengan JARR, keduanya memiliki tingkat debt to Equity rasio (DER) yang cukup tinggi, yakni di atas 1 kali. TBLA mencatatkan DER sebesar 1,5 kali, sedangkan JARR sebesar 1,23 kali. 

Namun, dari segi interest coverage rasio (ICR), JARR lebih bagus dengan angka 5,32 kali (artinya laba usaha tahun ini bisa membayar cicilan selama 5 tahun ke depan), sedangkan TBLA mencatatkan ICR sebesar 1,58 kali. 

Secara valuasi saham, TBLA menjadi yang lebih murah dibandingkan dengan JARR. Posisi harga wajar TBLA dengan asumsi laba bersih per saham twelve trailing month (TTM) semester I/2024 senilai Rp724 per saham, sedangkan JARR (karena tidak bagi dividen jadi menggunakan PBV Band 3 tahunnya) mencatatkan harga wajar sekitar Rp272 per saham. 

Terbaru, TBLA lagi mengadakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO). Biasanya, RIPO dilaksanakan untuk agenda pembayaran kupon tertunda, penggantian wali amanat, hingga perubahan jadwal pelunasan utang obligasi.

Untuk TBLA, agendanya untuk mempercepat pelunasan utang beberapa obligasi dengan alasan dananya sudah tersedia. Dengan pelunasan lebih cepat, harapannya bisa menjaga tingkat beban keuangan untuk bayar kupon ke depannya. 

TBLA akan mengadakan RUPO untuk obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2023 dan Tahap II Tahun 2020 Seri B pada 24 Oktober 2024.

4 Pilihan Investasi di Pasar Modal yang Bisa Membuatmu Financial Freedom
Ada banyak pilihan investasi, tapi mana yang terbaik dan bagus untuk dipilih? kami akan ulas semuanya dan memberikan gambaran mana yang terbaik.

Saham Geothermal atau Panas Bumi

Untuk saham Panas bumi terbagi menjadi dua kategori, yakni penyedia geothermal seperti PGEO, BREN, UNTR, MEDC, ARCI, dan RUIS.

Jika dirunut sesuai skala bisnis panas buminya, BREN menjadi yang terbesar, disusul PGEO, dan UNTR yang baru menyelesaikan akuisisi salah satu bagian anak usaha Supreme Energy, serta ARCI yang punya 5 persen pengelolaan panas bumi milik Ormat. 

Secara bisnis, panas bumi bukan bisnis yang bisa bertumbuh dengan cepat. Alasannya, untuk ekspansi, panas bumi butuh modal, proses, dan waktu yang lama. Namun, karakter bisnisnya lebih ke pendapatan berulang, sekali beroperasi, nanti langsung menghasilkan pendapatan secara berulang dalam jangka panjang. 

Untuk saham panas bumi yang 100 persen ada di PGEO dan BREN. Secara bisnis, PGEO akan tetap menarik karena selain mengelola geothermal sendiri, PGEO juga membantu BREN dalam operasional panas bumi. Sehingga itu menjadi tambahan revenue bagi anak usaha Pertamina tersebut. 

Sementara itu, UNTR dan ARCI sifatnya mulai diversifikasi bisnis. Dari skalanya, UNTR bisa menjadi lebih besar di bisnis panas buminya. Lalu MEDC juga sudah mengelola salah satu wilayah kerja panas bumi Sarulla, yang disebut menjadi salah satu terbesar di dunia dengan kapasitas tunggal hingga 330 megawatt. 

MEDC mengelola Sarulla bersama konsorsium seperti Inpex Corporation, Ormat International Inc. ITOUCHU Corporation, dan Kyushu Electric Power Co. MEDC punya porsi kepemilikan di wilayah kerja panas bumi itu mencapai 49 persen. 

RUIS melalui PT Supraco Indonesia juga membuat perusahaan patungan dengan OTP Geothermal Power yang dimiliki KS Orka Group di konsensi panas bumi Sorik Marapi di Sumatra Utara. Proyek Panas Bumi tersebut disebut sebagai proyek terbesar kelima di Indonesia. 

Dalam perusahaan patungan tersebut, porsi RUIS bisa dibilang cukup kecil hanya sekitar 5 persen. 

Dari list saham yang punya keterkaitan dengan bisnis panas bumi itu, kami melihat beberapa yang masih cukup murah antara lain ada, PGEO dan MEDC. Untuk ARCI memang masih murah, tapi porsi keterkaitannya dengan panas bumi hanya kecil sebesar 5 persen di kepemilikannya Ormat.

Rotasi Saham AS Menuju Sektor Keuangan, Ini 9 Saham Bank yang Bisa Jadi Pilihan
Tanpa disadari, saham-saham sektor keuangan AS sudah naik signifikan dan menggeser dominasi sektor teknologi. Apakah saatnya sektor keuangan AS manggung di 2024?

Saham Terkait Pembangkit Listrik Tenaga Air

Terakhir yang disebut adalah energi dari pembangkit listrik tenaga air. Ada beberapa emiten yang terkait dengan bisnis ini secara langsung antara lain, ARKO, KEEN, ADRO, MEDC, dan TOBA.

Jika dibandingkan, skala ARKO dan KEEN untuk segmen pembangkit listrik hampir sama dari segi kapasitas. Perbedaannya, KEEN memiliki lebih beragam pembangkit listrik energi terbarukan. Tercatat, kontribusi dari pendapatan listrik tenaga air hanya 38,14 persen dari total pendapatan per semester I/2024. Sementara itu, ARKO fokus di segmen pembangkit listrik tenaga air tersebut. 

Sementara itu, ADRO juga masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga air yang lagi dibangun. Meski, untuk ADRO, nantinya pembangkit listrik tenaga air itu akan dijadikan sebagai pembangkit listrik untuk smelter aluminiumnya. Pembangkit listrik itu diperkirakan baru rampung sekitar 2030. 

Lalu, untuk MEDCO via Medco Power juga memiliki beberapa portofolio pembangkit listrik tenaga mini hydro atau air. Untuk kontribusi ke pendapatan sendiri beragam (karena tercampur dengan jenis pembangkit listrik perseroan lainnya). Total kontribusi pendapatan dari bisnis listrik MEDC mencapai 10,1 persen dari total pendapatan per semester I/2024. 

Untuk TOBA, emiten ini disebut tengah bangun pembangkit listrik mini hydro dengan kapasitas 6 Mega Watt di Lampung. TOBA membangun itu dengan bikin perusahaan patungan dengan kepemilikannya sebesar 49 persen. 

Jika dibandingkan, saham yang terkait pembangkit listrik tenaga air yang masih murah antara lain, KEEN, MEDC, dan TOBA. 

KEEN dinilai dengan asumsi wajar PE justified sekitar Rp719 per saham, sedangkan MEDC sekitar Rp1.412 per saham. 

Untuk TOBA, kami ekspektasikan dengan PE justified ada di Rp588 per saham. Namun, catatan dari TOBA adalah fluktuasi harganya cukup tinggi. Sehingga kami menilai lebih cocok untuk trading saat lagi berfluktuasi cukup tinggi.

Kesimpulan

Saham-saham yang disebutkan ini bukan berarti langsung 100 persen akan naik, tapi jika ada kebijakan-kebijakan yang menguntungkan terkait program menuju swasembada energi, deretan saham ini mungkin bisa ketiban berkah dari sisi bisnis. 

Dengan begitu, harapannya prospek saham-saham ini bisa menarik investor untuk hold sehingga harga sahamnya naik seiring dengan kenaikan permintaan beli. 

Jika dilihat di sini, salah satu saham yang punya korelasi kuat dengan swasembada energi ada di MEDC dan UNTR ( yang juga menjadi pemegang saham ARKO). Lalu, beberapa saham yang fokus di segmen energi baru terbarukan ini ada JARR, TBLA, BREN, PGEO, ARKO, dan KEEN. 

Kalau menurutmu, mana saham yang cukup menarik dengan target Prabowo untuk swasembada energi? 

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnyaGrup Diskusi di WhatsappEvent Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

Loading